Manusia pada abad ke-6 dan ke-7 masehi hidup dalam kegelapan dan kebodohan, ketika telah tersebar merata paganisme, khurofat, fanatisme kebangsaan, rasialisme dan kesenjangan antara tingkatan kehidupan manusia dalam tatanan sosial kemasyarakatan dan politik serta penyimpangan-penyimpangan yang sangat jauh dari fitrahnya mereka. Kemudian semua pemikiran dan ajaran yang membawa kepada perbaikan manusia baik yang datang dari para Nabi dan Rasul yang diturunkan kepada mereka ataupun dari para tokoh cendekiawan dan ahli hikmah yang masih berada di atas fitrahnya yang benar telah tersimpangkan dan dibuang jauh-jauh dari kehidupan mereka, sehingga mereka menjadi masyarakat yang rosak dan jauh dari kebenaran, kecuali ada sekelompok ahli kitab yang masih berpegang teguh dengan agama mereka yang benar dan belum tersimpang.
Hal ini digambarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya:
وَإِنَّ اللَّهَ نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ فَمَقَتَهُمْ عَرَبَهُمْ وَعَجَمَهُمْ إِلَّا بَقَايَا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
"Sesungguhnya Allah melihat kepada penduduk bumi lalu merka kepada mereka baik Arab atau Ajamnya kecuali sebagian kecil ahli kitab." (Hadits Riwayat Muslim dalam Shohih-nya, kitab Al Jannah Wa Sifat Na'imiha, hadits no. 5109)
Saturday, March 8, 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)